Main Article Content

Abstract

A child of a indigenous faiths community is someone who has grown up in a community that holds certain traditional beliefs or faiths, which are often local and not tied to a major religion or official doctrine. They may follow or practice traditions such as the worship of nature, ancestral spirits, or rituals passed down through generations. In general, protection for minority groups. This research will examine the problematic fulfillment of children's rights of indigenous faiths in Indonesia. The approach method used in the research is normative juridical through legal principles, legal systematics, legal synchronization, and legal comparison. The data analysis method is qualitative juridical obtained through primary, secondary and tertiary data related to case studies of the fulfillment of children's rights of indigenous peoples in the region. The results of the research obtained from the problematic fulfillment of children's rights of indigenous faiths, first, the lack of legal recognition and identity/rejection of childbirth certificate registration for indigenous faiths couples. Second, the right of children to receive education in accordance with the curriculum and teachings of their beliefs. Third, protection from discrimination: Children from indigenous faith communities may be vulnerable to discrimination, and fourth, freedom of religion. The right of children to choose and practice their own religion or belief should be respected and protected.

Keywords

child indigenous faiths Indonesia

Article Details

How to Cite
Kusmayanti, H., Rubiati, B., Mulyanti, A. S., & Suparto, S. (2024). Challenges in Safeguarding Rights for Child indigenous faiths. Jurnal Bina Mulia Hukum, 9(1). https://doi.org/10.23920/jbmh.v9i1.1507

References

  1. Book
  2. Abdurrahman Wahid, Mengurai Hubungan Agama dan Negara, Jakarta: Gramedia, 1999.
  3. Chandra Setiawan, Keragaman Budaya Spiritual sebagai Pemersatu Bangsa dalam buku Laporan Gelar Budaya Spiritual dan Kepercayaan Komunitas Adat, Jakarta: Direktorat Jenderal Nilai Budaya Seni dan Film, Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, 2006.
  4. E. Saefullah Wiradipradja, Penuntun Praktis Metode Penelitian dan Penelitian Karya Ilmiah Hukum, Bandung: Keni Media, 2015.
  5. Fulthoni, Renata Arianingtyas, Siti Aminah, Uli Parulian Sihombing, Buku Saku untuk Kebebasan Beragama, Memahami Kebijakan administrasi kependudukan, Jakarta: The Indonesian Legal Resource Center (ILRC) 2009
  6. Hilman Hadikusuma, Antropologi Agama Bagian I (Pendekatan Budaya terhadap Aliran Kepercayaan, Agama Hindu, Budha, Kong Hu Cu, di Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1993.
  7. Jhon A. Grim, Indigenous Tradition and Ecology, USA: Yale University, Center for Respect of Life and Environment, published in Earth Ethics 10, no.1, Fall 1998.
  8. Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang: Bayumedia, 2013
  9. Ronny Hanityo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1980
  10. Journal
  11. Ahmad Fatul Fikri, Titisan Haruming Tyas, “Kajian Kepuasan Masyarakat Penghayat Kepercayaan Terhadap Pelayanan Dokumen Kependudukan di Kabupaten Brebes”, Jurnal Ilmu Pemerintahan Widya Praja, Vol.47, No.2, 2021.
  12. Bambang Satriya, Anak Membutuhkan Penegak Hukum Humanis (Analisis Putusan Perkara Nomor 1/PUU-VIII/2010), Jurnal Konstitusi, Vol. 8, No.5, 2012.
  13. Diah Mutiara, “Peran Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) “Odah Etam” Provinsi Kalimantan Timur dalam Pembinaan terhadap Anak yang BeHhadapan dengan Hukum di Kota Samarinda, eJournal Ilmu Pemerintahan, Vol. 7, No.4, , 2019.
  14. Itsnaatul Lathifah, Pencatatan Perkawinan: Melacak Akar Budaya Hukum dan Respon Masyarakat Indonesia terhadap Pencatatan Perkawinan, Al-Mazaahib, Vol,3, No.1, 2015.
  15. Jawahir Thontowi, Perlindungan dan Pengakuan Masyarakat Adat dan Tantangannya dalam Hukum Indonesia, Jurnal Hukum Ius Quia Iustum No. 1 Vol. 20 Januari 2013.
  16. Nafi’ Mubarok, Made Sadhi Astuti, Masruchin Rubai, Suhariningsih, Urgency of Regulation of Marriage Registration in Indonesiam, Journal Knowledge Sharing Platform, Vol. 53, 2016.
  17. Nisak, Khumayrotun Triyono, Triyono Sukirno, Sukirno, “Akibat Hukum Perkawinanyang Tidak Dicatatkan Pada Masyarakat Adat Karuhun Urang (akur) Di Cigugur Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat”, Diponegoro Law Journal, Vol 8, No 2, 2019.
  18. Oki Wahju Budijanto, “Penghormatan Hak Asasi Manusia Bagi Pengayat Kepercayaan Di Kota Bandung”, Jurnal Hak Asasi Manusia, Vol.7, No 1, 2016.
  19. Ramli, Muhammad Afzal dan Gede Tusan Ardika, Studi Kritis terhadap Ragam Konsep Negara Nukum, Media Keadilan Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 10, No. 2, 2019.
  20. Shandy Harsyahwardhana, “Akibat Hukum Putusan Mk No. 97/Puu-Xiv/2016 Tentang Judicial Review UU Administrasi Kependudukan Terhadap Penghayat Aliran Kepercayaan”, Arena Hukum Vol. 13, No. 2, 2020.
  21. Stiani Marantka Poro, Ali Imron, Wika Yuaha Shanty, Perlindungan Hukum Hak Tradisional Masyarakat Hukum Adat Terhadap Tindakan Individualisasi Tanah Ulayat untuk Tujuan Komersial, Bhirawa Law Journal Volume 2, Issue 1,2021.
  22. Septya Hanung Surya Dewi, I Gusti Ayu Ketut Rachmi Handayani , Fatma Ulfatun Najicha, Kedudukan Dan Perlindungan Masyarakat Adat Dalam Mendiami Hutan Adat, Legislatif, Vol.4 No. 1, 2020.
  23. Yuliana Primawardani, “Perlindungan Hak Masyarakat Adat dalam Melakukan Aktivitas Ekonomi, Sosial dan Budaya di Provinsi Maluku, Jurnal HAM, Vol.8, No.1, 2017.
  24. Zainal Abidin dan Kustini, “Ketimpangan Antara Pemenuhan Hak Sipil dan Hak-Hak Lainnya pada Anak Sunda Wiwitan Cirendeu, Cimahi”, Jurnal HAM, Vol.12, No. 3, 2021.
  25. Legislations
  26. Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
  27. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 97/PUU-XIV/2016 Tentang Yudicial Review Undang-Undang Administrasi Kependudukan.
  28. Other Resources
  29. Admin, “Sulitnya Akses, Banyak Masyarakat Dayak Pedalaman Kalteng Yang Tak Sekolahj”, diakses dari https://wartabanjar.com/2021/03/12/sulitnya-akses-banyak-masyarakat-dayak-pedalaman-kalteng-yang-tak-sekolah/, pada tanggal 27 Maret 2022.
  30. Arman Riyansyah, Eksklusi Hak-Hak Sipil Dan Konstruksi Identitas Komuntas Penghayat Kepercayaan, Studi Kasus : Komunitas Kerokhanian Sapta Dharma Sanggar Candi Busana, Depok: Skripsi Universitas Indonesia, 2011.
  31. David Barret dan Todd Johnson, “Annual Statistical Table on Global Mission: 2003” dalam International Bulletin of Missionary Research, vol. 27 No. 1, 2003
  32. Hasil Wawancara dengan Bapak Salman selaku masyarakat penganut kepercayaan Sunda Wiwitan Baduy, pada tanggal 1 Agustus 2022.
  33. Laili Hanifah, M. Ishaq, Legal Protection for Children: A Conceptual Paper, Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 501 Proceedings of the 6th International Conference on Education and Technology (ICET 2020).
  34. Nana Cu’ana, “Pencatatan Perkawinan Menurut Hukum adat Pada Suku Dayak di Desa Kumpang Kecamatan Toho Kabupaten Pontianak”, Semarang: Thesis Universitas Diponegoro, 2006