POTRET HUKUM DISKRIMINATIF ORDE BARU: TINJAUAN HUKUM DAN POLITIK ATAS DISKRIMINASI TERHADAP EKS TAHANAN POLITIK PKI
Abstract
ABSTRAK
Artikel ini merupakan telaah atas hukum perundang-undangan yang mendiskriminasi eks tahanan politik Partai Komunis Indonesia (PKI) selama rezim otoritarian Orde Baru berkuasa. Isu yang dikaji berkenaan dengan bentuk-bentuk umum diskriminasi yang dijustifikasi oleh hukum perundang-undangan Orde Baru, serta kepentingan politik rezim status-quo di balik pemberlakuan hukum diskriminatif tersebut. Telaah ini menggunakan metode penelitian normatif (doktrinal) dengan pendekatan penelitian konseptual, perundang-undangan, dan historis, yang di sebelah itu turut mengandalkan teori hukum relevan yang terkait dengan hukum dan politik, serta sejarah hukum Indonesia. Pada garis konklusif yang ditarik, ditegaskan ulang bahwa eks tahanan politik PKI telah menjadi korban atas pelbagai diskriminasi formal, baik di bidang sipil dan politik, maupun ekonomi, sosial dan budaya. Contoh bentuk umumnya ialah pembatasan hak untuk berpartisipasi dalam urusan pemerintah, sampai dengan pembatasan jenis pekerjaan yang dapat dikerjakannya. Hukum perundang-undangan diskriminatif tersebut diberlakukan sebagai salah satu modus rezim Orde Baru untuk mempertahankan legitimasi dan kekuasaannya.
Kata kunci: diskriminasi; eks tahanan politik PKI; orde baru.
ABSTRACT
This article is a review of the laws that discriminated against ex-political detainees of the Indonesian Communist Party (PKI) during the authoritarian New Order regime era. The issues studied relate to the general forms of discrimination justified by the New Order statutory laws, and the political interests of the status-quo regime behind the enactment of such discriminatory laws. This study uses a normative (doctrinal) research method with a conceptual, statutory, and historical approach, which also uses relevant legal theories related to law and politics, as well as the history of Indonesian laws. In the conclusive line drawn, it is reaffirmed that ex-PKI political detainees have been victims of various formal discriminations, both in the civil and political, as well as in the economic, social, and cultural fields. Such examples of its general form are the restriction of the right to take part in the conduct of public affairs, to the limitation of the type of work those ex-political detainees could occupy. Those discriminatory laws were enacted as one of the New Order regime’s modus operandi to maintain its legitimacy and power.
Keywords: discrimination; ex-PKI political detainees; new order.
References
Bourchier, David M (1990). “Law, Crime and State Authority in Indonesia”, dalam Arief Budiman (Editor). State and Civil Society in Indonesia. Clayton-Victoria: Centre of Southeast Asian Studies–Monash University.
Cribb, Robert (2016). “Masalah-Masalah dalam Penulisan Sejarah Pembantaian Massal di Indonesia”, dalam Robert Cribb (Editor). Pembantaian PKI di Jawa dan Bali 1965-1966, Cetakan Keenam. terj. Erika S. Alkhattab & Narulita. Yogyakarta: Matabangsa.
Curzon, L. B. (1998). Lecture Notes on Jurisprudence: 2nd Edition. London-Sidney: Cavendish Publishing Limited.
Dhakidae, Daniel (2002). “Kesalahan Itu Dimulai 1 Oktober 1965”, dalam Ifdhal Kasim dan Eddie Sius Riyadi (Editor). Pencarian Keadilan di Masa Transisi, Cetakan Pertama. Ja-karta: ELSAM.
Komnas HAM RI (2006). “Senandung Duka Para ET/EN”, dalam Potret Buram HAM di In-donesia: Kumpulan Tulisan Rubrik Utama Buletin Wacana HAM 2005. Jakarta: Komnas HAM.
Lev, Daniel S. (2018). Hukum dan Politik di Indonesia: Kesinambungan dan Perubahan, Cetakan Kelima. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.
Linz, Juan J (2000). Totalitarian and Authoritarian Regimes. Boulder-London: Lynne Rienner Publishers.
MD, Mahfud (1999). “Konfigurasi Politik dan Karakter Produk Hukum”, dalam Pergulatan Politik dan Hukum di Indonesia. Yogyakarta: Gama Media.
MD, Mahfud (2020). Politik Hukum di Indonesia [Edisi Revisi Cetakan ke-10]. Depok: Raja-wali Pers.
Mochtar, Zainal Arifin dan Eddy O.S Hiariej (2021). Dasar-Dasar Ilmu Hukum: Memahami Kaidah, Teori, Asas dan Filsafat Hukum. Indonesia: Red & White Publishing.
Mochtar, Zainal Arifin (2022). Politik Hukum Pembentukan Undang-Undang. Yogyakarta: EA Books.
Nonet, Philippe & Philip Selznick (2017). Toward Responsive Law: Law & Society in Transi-tion: With a New Introduction by Robert A. Kagan [2nd Edition]. New York: Routledge.
Robinson, Geoffrey B. (2018). The Killing Season: A History of The Indonesian Massacres, 1965-1966. Princeton-Oxford: Princeton University Press.
Salman, Otje dan Eddy Damian (Editor) (2013). Konsep-Konsep Hukum dalam Pembangunan: Kumpulan Karya Tulis Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M. Bandung: Pusat Studi Wawasan Nusantara, Hukum dan Pembangunan.
Sidharta, Bernard Arief (2009). Refleksi Tentang Struktur Ilmu Hukum: Sebuah Penelitian ten-tang Fundasi Kefilsafatan dan Sifat Keilmuan Ilmu Hukum sebagai Landasan Pengem-bangan Ilmu Hukum Nasional Indonesia. Bandung: Penerbit CV. Mandar Maju.
van Langenberg, Michael (2016). “Gestapu dan Kekuasaan Negara di Indonesia”, dalam Robert Cribb [Editor], Pembantaian PKI di Jawa dan Bali 1965-1966. Yogyakarta: Matabangsa.
Vierdag, E.W. (1973). The Concept of Discrimination in International Law: With Special Refer-ence to Human Rights. The Hague: Martinus Nijhoff.
Wardaya, Baskara T. et.al (2007). Menelusuri Akar Otoritarianisme di Indonesia. Jakarta: ELSAM.
Wignjosoebroto, Soetandyo (2014). Dari Hukum Kolonial ke Hukum Nasional: Dinamika Sosial-Politik dalam Perkembangan Hukum di Indonesia [Seri Sosio-Legal Indonesia]. Jakarta: HuMa-VVI-Leiden-KITLV-Epistema.
Jurnal
Adam, Asvi Warman (2018). “Beberapa Catatan Tentang Historiografi Gerakan 30 Sep-tember 1965”. Archipel [En Ligne], 95. http://journals.openedition.org/archipel/604; DOI: https://doi.org/10.4000/archipel.604.
Binawan, Al. Andang L. (2008). “Pilihan Minimal Pak Dan di Tengah Aneka Dilema Hukum: Membaca Daniel S. Lev untuk Indonesia Dewasa Ini”. Jentera: Jurnal Hukum Edisi Khusus [Membaca Daniel S. Lev].
Conroe, Andrew Marc (2017). “Moments of Proximity: Former Political Prisoners, Postmemory and Justice in Indonesia”. Asian Studies Review 41(3). https://doi.org/10.1080/10357823.2017.1334760.
Eickhoff, Martijn et.al (2017). “1965 Today: Living with the Indonesian Massacres”. Journal of Genocidal Research, 19(4). https://doi.org/10.1080/14623528.2017.1393931.
Kurnia, Titon Slamet (2015). “Mahkamah Konstitusi dan Hak Untuk Bebas Dari Perlakuan Diskriminasi”. Jurnal Konstitusi, 12(1).
Lubis, Todung Mulya (2004). “Putusan Mahkamah Konstitusi Perkara No. 001-017/PUU-I/2003 Dari Perspektif Hukum Hak Asasi Manusia Internasional”. Jurnal Konsti-tusi, 1(1).
Ratih, I Gusti Agung Ayu (2019). “Ruang Perempuan dan Kerancuan Memori Sosial”. Prisma Edisi Keadilan Transisi, 38(2).
Setyagama, Azis (2015). “Kebijakan Perlakuan Diskriminatif Terhadap Hak-Hak Konsti-tusional Mantan Tapol PKI dan Keluarganya Pada Masa Orde Baru”. IUS: Jurnal Ilmiah Fakultas Hukum, 3(1). https://doi.org/10.51747/ius.v3i1.391.
Laporan, Penelitian dan Dokumentasi
Komnas HAM RI (2020). Merawat Ingatan, Menjemput Keadilan: Ringkasan Eksekutif Peristi-wa Pelanggaran HAM yang Berat. Jakarta: Tim Publikasi Komnas HAM.
Komnas Perempuan (2007). Kejahatan Terhadap Kemanusiaan Berbasis Jender: Mendengarkan Suara Perempuan Korban Peristiwa 1965. Jakarta: Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan.
KontraS dan ICTJ (2012). Menyusun Puzzle Pelanggaran HAM 1965: Sebuah Upaya Pendoku-mentasian. Jakarta: KontraS.
Meijer, Martha (2006). The Scope of Impunity in Indonesia. Utrecht: The Netherlands Human-ist Committee on Human Rights.
Mudjayin (2007). Dibebaskan Tanpa Kebebasan: Beragam Peraturan Diskriminatif yang Melilit Tahanan Politik Tragedi 1965-1966. Jakarta: KontraS.
Weiwei, Li (2004). “Equality and Non-Discrimination Under International Human Rights Law”. Norwegian Centre for Human Rights University of Solo. Research Notes 03.
YLBHI (1998). Politik Pembebasan Tapol. Jakarta Pusat: Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia.
Media dan Sumber Elektronik Lainnya
Bedner, Adriaan (2015). “Citizenship Restored” (insideindonesia.org, 30 September). https://www.insideindonesia.org/citizenship-restored.
BBC News Indonesia (2016). “Apa Isi Rekomendasi Tim Perumus Simposium Tragedi 1965?” (bbc.com, 19 Mei). https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/05/160518_indonesia_hasil_rekomendasi_simposium65. [Diakses 16 September 2022].
CNN Indonesia (2022). “Panglima Andika Tegaskan Keturunan PKI Bisa Daftar Jadi Prajurit TNI” (cnnindonesia.com, 30 Maret). https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220330205600-12-778170/panglima-andika-tegaskan-keturunan-pki-bisa-daftar-jadi-prajurit-tni. [Diakses 16 Septem-ber 2022].
Liputan6 (2022). “Setara Institute Acungi Jempol Keputusan Andika Perkasa Perbolehkan Anak Keturunan PKI Daftar TNI” (liputan6.com, 31 Maret). https://www.liputan6.com/news/read/4926609/setara-institute-acungi-jempol-keputusan-andika-perkasa-perbolehkan-anak-keturunan-pki-daftar-tni. [Diakses 16 September 2022].
Tempo (2022). “Soal Keturunan PKI Jadi Tentara, Komnas HAM Dukung Panglima TNI Andika Perkasa” (tempo.co, 03 April). https://nasional.tempo.co/read/1577920/soal-keturunan-pki-jadi-tentara-komnas-ham-dukung-panglima-tni-andika-perkasa. [Diakses 16 September 2022].
Hamid, Usman (2018). “Politisasi Isu Kebangkitan PKI” (Kolom Opini Kompas, 02 Ok-tober).
Heryanto, Ariel (2016). “Negara Jangan Cuci Tangan” (Kolom CNN Indonesia, 26 April). https://www.cnnindonesia.com/nasional/20160426085258-21-126499/negara-jangan-cuci-tangan/. [Diakses 10 September 2022].
Tirto.id (2022). “Apa Isi TAP MPRS 25 Tahun 66, dari Kisah Gus Dur & Andika Perkasa?” (tirto.id, 31 Maret). https://tirto.id/apa-isi-tap-mprs-25-tahun-66-dari-kisah-gus-dur-andika-perkasa-gqtn. [Diakses 14 September 2022].
HukumOnline (2003). “Perjuangan Panjang Mencari Rehabilitasi Diri” (hukumonline.com, 30 September). https://www.hukumonline.com/berita/a/perjuangan-panjang-mencari-rehabilitasi-diri--hol8886. [Diakses 14 September 2022].
Historia (2016). “Simposium 1965 Tanpa Kata Maaf” (historia.id, 18 April). https://historia.id/politik/articles/simposium-1965-tanpa-kata-maaf-vg1oV/page/1. [Diakses 16 September 2022].
Peraturan Perundang-Undangan dan Putusan Pengadilan
Ketetapan MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 Tahun 1966 Tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia, Pernyataan Sebagai Organisasi Terlarang di Seluruh Wilayah Negara Republik Indonesia bagi Partai Komunis Indonesia dan Larangan Setiap Kegiatan untuk Menyebarkan atau Mengembangkan Faham atau Ajaran Komunis/Marxisme-Leninisme.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1966 Tentang Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong Menjelang Pem-ilihan Umum.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Per-wakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Dae-rah.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1968 Tentang Bank Sentral.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967 Tentang Pokok-Pokok Perbankan.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1969 Tentang Pemilihan Umum Anggota-Anggota Ba-dan Permusyawaratan Perwakilan Rakyat.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1969 Tentang Susunan dan Kedudukan Majelis Per-musyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1968 Tentang Bank Negara Indonesia 1946.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1997 Tentang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1968 Tentang Bank Dagang Negara.
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1968 Tentang Bank Bumi Daya.
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum.
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1988 Tentang Prajurit Angkatan Bersenjata.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1968 Tentang Bank Tabungan Negara.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1982 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia.
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1968 Tentang Bank Rakyat Indonesia.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1968 Tentang Bank Ekspor Impor Indonesia.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1967 Tentang Dewan Pertimbangan Agung.
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 Tentang Peradilan Militer.
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Pemerintah Daerah.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 Tentang Pemerintah Desa.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 Tentang Referendum.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1991 Tentang Kejaksaan Republik Indonesia.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1971 Tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1990 Tentang Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 1981 Tentang Pembinaan dan Pengawasan Bekas Tahanan dan Bekas Narapidana G30S/PKI.
Keputusan Presiden Nomor 153 Tahun 1967 Tentang Hari Kesaktian Pancasila.
Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1990 Tentang Penelitian Khusus Bagi Pegawai Negeri Republik Indonesia.
Keputusan Presiden Nomor 28 Tahun 1975 Tentang Perlakuan terhadap Mereka yang Ter-libat G.30.S/PKI Golongan C.
Keputusan Presiden Nomor 38 Tahun 2000 Tentang Pembubaran Badan Koordinasi Bantu-an Pemantapan Stabilitas Nasional.
Keputusan Presiden Nomor 39 Tahun 2000 Tentang Pencabutan Keputusan Presiden No-mor 16 Tahun 1990 Tentang Penelitian Khusus Bagi Pegawai Negeri Republik In-donesia.
Keputusan Presiden Nomor 63 Tahun 1985 Tentang Tata Cara Penelitian dan Penilaian terhadap Warga Negara Republik Indonesia yang Terlibat G.30.S/PKI yang Dapat Dipertimbangkan Penggunaan Hak Memilihnya Dalam Pemilihan Umum.
Keputusan Presiden/Pangti ABRI/Mandataris MPRS 1966 Nomor 1/3 Tahun 1966.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1995 Tentang Penyelenggaraan Pen-daftaran Penduduk dalam Rangka Sistem Informasi Manajemen Kependudukan.
Putusan Mahkamah Agung Nomor 33 P/HUM/2011.
Putusan Mahkamah Konstitusi Perkara Nomor 001-017/PUU-I/2003.
Perjanjian Internasional
International Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Wom-en. UNTS Vol. 1249.
International Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination. UNTS Vol. 660 (1965).
International Covenant on Civil and Political Rights. UNTS Vol. 999 No. 14668 (1966).
International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights. UNTS Vol. 993 No. 14531 (1966).
Copyright (c) 2023 Abdul Munif Ashri, Syahwal Syahwal
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.